Suara gemerincing itu benar-benar membuat hati kecut. Dengan mengendarai enam sepeda motor, anak muda Desa Jothangan itu datang menyatroni Desa Paseban, mereka mencari beberapa anak muda Paseban yang telah terlibat perkelahian ketika menonton pertunjukan Kethoprak di Lapangan Mah Miring.
Disepanjang jalan mereka sengaja menyeret klewangnya (pedang panjang) sehingga membuat orang-orang ngeri, setelah tidak ada anak muda Paseban yang menanggapi, mereka akhirnya berkumpul di pos ronda yang berada disebelah timur rumah Bidan Lilik.
Namun demikian anak muda Paseban sebenarnya telah mempersiapkan diri juga, tetapi mereka masih menunggu dan menahan diri sambil mengumpulkan kekuatan tandingan sebelum mereka keluar menyerang.
Beberapa pemuda yang telah berkumpul adalah Gandum, Kepek, Klowor, Teco, Bambang Garenk, Kenthir, Andri Celeng, Jendhil, Pudjo Munyuk, Sono & Harco
"Pek, piye Joko Kethel karo Soma Dabul wis ono kabare?"
Disepanjang jalan mereka sengaja menyeret klewangnya (pedang panjang) sehingga membuat orang-orang ngeri, setelah tidak ada anak muda Paseban yang menanggapi, mereka akhirnya berkumpul di pos ronda yang berada disebelah timur rumah Bidan Lilik.
Namun demikian anak muda Paseban sebenarnya telah mempersiapkan diri juga, tetapi mereka masih menunggu dan menahan diri sambil mengumpulkan kekuatan tandingan sebelum mereka keluar menyerang.
Beberapa pemuda yang telah berkumpul adalah Gandum, Kepek, Klowor, Teco, Bambang Garenk, Kenthir, Andri Celeng, Jendhil, Pudjo Munyuk, Sono & Harco
"Ndum piye ki, Kethel wis ketok rung?"Klowor menanyakan keberadaan Joko Kethel kepada Gandum,
Didalam hatinya dia agak khawatir untuk menyongsong anak-anak Jothangan karena dirasa kekuatannya belum cukup, mereka berharap Joko Kethel ada disitu. Menurut laporan yang diterimanya dari Pudjo Munyuk, kalau dalam rombongan anak-anak Jothangan itu terdapat Colo, seorang jawara ngetop dan ditakuti dari Jothangan.
Didalam hatinya dia agak khawatir untuk menyongsong anak-anak Jothangan karena dirasa kekuatannya belum cukup, mereka berharap Joko Kethel ada disitu. Menurut laporan yang diterimanya dari Pudjo Munyuk, kalau dalam rombongan anak-anak Jothangan itu terdapat Colo, seorang jawara ngetop dan ditakuti dari Jothangan.
"Pek, piye Joko Kethel karo Soma Dabul wis ono kabare?"
"Kethel lagi disusul karo Njedhir, nek Soma lagi mangan, paling delok engkas rene!" Sambil mengelus-elus punggung Wanto Mbendhol, Kepek menyahut dengan santainya.
"Asui!!.. rasah ndemok-ndemok Pek!! Sambil bersungut-sungut Wanto mbendol menjauh dari Kepek.
Pudjo yang melihat hal itu hanya senyum-senyum geli dan ikut menimpali" Rasah gengsi Ndol, wong kowe yo menikmati tho?"
"Cangkemu Djo!"
"Asui!!.. rasah ndemok-ndemok Pek!! Sambil bersungut-sungut Wanto mbendol menjauh dari Kepek.
Pudjo yang melihat hal itu hanya senyum-senyum geli dan ikut menimpali" Rasah gengsi Ndol, wong kowe yo menikmati tho?"
"Cangkemu Djo!"
Sementara itu tidak lama berselang tiba-tiba dari arah selatan muncul Dogle dengan mata merah, bau ciu sangat terasa dari nafasnya.
"Wis kene, tak tandangine dhewe!, ora usah nunggu Kethel!"
Dengan beringas Dogle akan menyongsong anak muda dari Jothangan itu, tetapi teman-temannya yang lain langsung mencegahnya.
Sambil memelintir kumisnya yang panjang Jendhil berkata "Rasah kemaki Gle, kowe ngko malah di kosek karo Colo!"Jendhil merasa kalau kelakuan Dogle sudah keterlaluan dan gegabah.
Akan tetapi Dogle yang mendengar perkataan itu menjadi marah, apalagi pengaruh ciu yang tadi ditenggak diwarung Pakdhe Danu membuat nalarnya kabur."Cangkemu ditoto Ndhil, Dogle menyalak dengan sengit.
Sementara itu Gandum dengan santai menyilangkan tangan tetapi ia masih membisu. Dilihatnya Gareng, Kepek, Andri Celeng, Klowor & Teko sudah bersiap menengahi, didalam hati ia menyesalkan pertentangan yang terjadi diantara kawan sendiri. Apalagi diseberang jalan telah berkumpul anak-anak Jothangan yang siap menyerang
Tidak mau kalah Jendhil juga sudah mengepalkan tangannya, matanya masih menatap tajam Dogle. Ketika suasana menjadi semakin tegang dari arah timur muncul Soma Dabul bersama Koyim & Kempoel
Dengan sengaja Soma Dabul menampar kencang daun pisang yang ada didepannya"Plakkk!!!" "Dho ngopo cah?
Dengan sengaja Soma Dabul menampar kencang daun pisang yang ada didepannya"Plakkk!!!" "Dho ngopo cah?
Serentak orang-orang yang ada disitu memandang Soma Dabul, namun demikian pertengkaran antara Dogle dan Jendhil itu dengan sendirinya selesai.
Setelah berembug sebentar, gerombolan anak paseban yang semuanya menggunakan jaket COLOMBO itu mulai mendekat kearah anak-anak Jothangan. Sementara itu iring-iringan mulai bertambah jumlahnya, Cowex, Mangun, Bonjong & Coco Kuncung ikut bergabung.
Didalam hati sebenarnya Soma Dabul tidak begitu berminat untuk terlibat dalam pertengkaran itu, tetapi ketika dilihatnya dua adiknya ada disitu akhirnya ia ikut melibatkan diri juga.
Akan tetapi mereka menjadi bingung ketika dilihatnya Joko Kethel sedang asyik ngobrol dengan Colo, lalu ada Njedhir yang sedang merokok dibelakang Kethel. Sementara itu anak-anak Jothangan yang lain sedang duduk-duduk santai dan senjata mereka sudah tersimpan.
Kedatangan anak-anak Seban sempat mengagetkan Joko Kethel, sambil berlari-lari kecil ia berkata "Wis ora ono opo-opo, gek dho salaman!"
Anak-anak Paseban menjadi tambah bingung tetapi akhirnya mengikuti dan ikut bersalaman dengan anak-anak Jothangan.
Sementara itu Gandum, Kethel & Soma Dabul asyik mengobrol dengan Colo dan beberapa jawara Jothangan yang ada disitu.
Njedhir yang merasa dirinya sebagai kemenakan Kethel ikut juga berada disitu, sedangkan anak-anak Paseban yang lain memilih untuk berada diwarung Mbah Sosro dan menghisap rokok untuk menghilangkan ketegangan.
Setelah beberapa saat akhirnya Pemuda Jothangan berpamitan. Dengan sedikit berbasa-basi mereka bersalaman dengan sedikit meminta maaf.
Ketika tiba Colo bersalaman dengan Njedhir, dengan lantangnya Njedhir berkata "Delok'en ki cah, Colo wae njaluk ngapuro karo aku......"
"Cik Dus!" teriak anak-anak Paseban hampir berbarengan.
Anak-anak Paseban menjadi tambah bingung tetapi akhirnya mengikuti dan ikut bersalaman dengan anak-anak Jothangan.
Sementara itu Gandum, Kethel & Soma Dabul asyik mengobrol dengan Colo dan beberapa jawara Jothangan yang ada disitu.
Njedhir yang merasa dirinya sebagai kemenakan Kethel ikut juga berada disitu, sedangkan anak-anak Paseban yang lain memilih untuk berada diwarung Mbah Sosro dan menghisap rokok untuk menghilangkan ketegangan.
Setelah beberapa saat akhirnya Pemuda Jothangan berpamitan. Dengan sedikit berbasa-basi mereka bersalaman dengan sedikit meminta maaf.
Ketika tiba Colo bersalaman dengan Njedhir, dengan lantangnya Njedhir berkata "Delok'en ki cah, Colo wae njaluk ngapuro karo aku......"
"Cik Dus!" teriak anak-anak Paseban hampir berbarengan.
Assalamualaikum senang sekali saya bisa menulis dan berbagi kepada teman-teman disini, Awal mula saya ikut pesugihan, Karena usaha saya bangkrut dan saya di lilit hutang hingga 900jt membuat saya nekat melakukan pesugihan, hingga sutu waktu saya diberitahukan teman saya yang pernah mengikuti penarikan uang ghaib dengan Kyai.Sukmo Joyo dan menceritakan sosok Kyai.Sukmo Joyo, saya sudah mantap hati karena kesaksian teman saya, singkat cerita saya mengikuti saran dari pak.kyai saya harus memilih penarikan dana ghaib 1 hari cair dengan tumbal hewan dan alhamdulillah keesokan harinya saya di telepon oleh pak kyai bahwa ritualnya berhasil dana yang saya minta 3Milyar benar-benar masuk di rekening saya, sampai saat ini saya masih mimpi uang sebanyak itu bukan hanya melunaskan hutang ratusan juta bahkan mampu membangun ekonomi saya yang sebelumnya bangkrut, kini saya mempunyai usaha di jakarta dan surabaya yang lumayan besar, saya sangat bersykur kepada allah dan berterimakasih kepada pak. Kyai.Sukmo Joyo berkat beliau kini saya bangkit lagi dari keterpurukan. Jika ada teman-teman yang sedang mengalami kesulitan masalah ekonomi saya sarankan untuk menghubungi Kyai.Sukmo Joyo di 085219106237 agar di berikan arahan. Untuk lebih jelasnya bisa kunjungi situsnya Pondok Spiritual Al-Hikmah
BalasHapushttp://sukmo-joyo.blogspot.co.id/