Sore itu diawal tahun 90an Ki Dadiyo sedang mendapatkan pekerjaan borongan untuk mengangkut air kedalam makam Sunan Pandanaran. Air itu akan dipergunakan untuk mengisi dua gentong Sinogo dan satu bak mandi untuk sesuci para tamu makam. Meskipun dia diupah sangat murah, tetapi sebagai seorang yang bersahaja ia melakukannya dengan senang hati. Jarak sumber air dengan makam bukanlah jarak dekat, ditambah lagi Ki Dadiyo harus turun-naik tangga lebih dari 300 anak tangga.
Sejenak Ki Dadiyo memandang matahari yang sudah mulai condong ke barat. Diambilnya kayu pikulan yang terbuat dari belahan bambu yang dirangkap sehingga menjadi kuat. Beberapa saat ia kebingungan mencari ember bekas cat yang sering digunakanya untuk mengambil air.
Ketika dilihatnya anak lelakinya Ki Dadiyo memanggilnya. “To, embere putih pake sing siji neng ndi yo?”.(To, ember putih bapak yang satunya mana ya?)
“Dinggo simbok ngekum gadung. Diselehke neng mburi”.
Ki Dadiyo lalu menuju bagian belakang rumahnya dan melihat embernya telah dipakai untuk merendam gadung (sejenis umbi beracun yang dapat dimakan tetapi harus melalui prose’s yang tepat). Setelah memindahkan gadung ketempat yang lain maka Ki Dadiyo memulai pekerjaannya.
“Surup-surup ngisi banyu kang, mbok sesuk meneh?”(sudah sore masih mengisi air kak, kenapa tidak besok saja?). Bertanya wanita tua itu.
“Lha aku lagi wiwit’e yu”, jawab Ki Dadiyo tanpa berhenti. Tetapi ia tetap bertekad melanjutkannya, sebagai seorang penduduk asli disitu ia sering mendengar cerita-cerita tentang penampakan hantu-hantu Bayat. Namun demikian dihatinya ia selalu berkeyakinan bahwa ia tidak berbuat sesuatupun yang salah sehingga ia menanggapinya dengan pasrah.
Ketika ia sudah lima kali berjalan turun naik Ki Dadiyo dapat menyelesaikan pekerjaannya, sebenarnya rumah Ki Dadiyo berada di lereng perbukitan Jabalkat, sehingga akan sangat dekat dicapai melalui jalan dibelakang makam Sunan Pandanaran Bayat yang memang berada dipuncak perbukitan. Tetapi ia tidak melakukannya karena jalan itu sangat terjal apalagi hari sudah malam. Ki Dadiyo memilih jalan yang dilaluinya ketika mengisi air.
Namun dalam pada itu ia merasakan bahwa ia sendirian menyusuri anak tangga itu. Ki Dadiyo berharap bahwa juru kunci makam akan turun atau naik melewati anak tangga dari yang terbuat dari batu.
“Biasane Mas Widodo opo tamu-tamu lewat kok ora ono sing lewat. Wah jan sepi nyenyet tenan ki”. (Biasanya Mas Widodo atau tamu-tamu makam ada yang lewat kok nggak ada yang lewat ya. Wah ini sih benar-benar sepi) Ki dadiyo berpaling kebelakang untuk mencari orang yang kebetulan akan lewat.
Namun tiba-tiba dihadapannya telah duduk seekor macan kumbang yang ukurannya melebihi ukuran sewajarnya. Dengan sorot mata kuningnya yang menyala dalam gelap, macan kumbang itu menatap Ki Dadiyo dengan tajamnya. Namun demikian sebagai seorang yang sering keluar masuk makam dan hutan dipegunungan Jabalkat, maka ia mencoba menghadapinya dengan tenang.
Sambil menggerak-gerakkan ekornya macan yang berkulit hitam pekat mengkilat itu tetap diam dan tidak bereaksi apapun. Hanya mulutnya yang kadang-kadang terbuka memperlihatkan taringnya yang besar. Ki Dadiyo juga diam mencoba dengan nalarnya. Jarak antara macan dan Ki Dadiyo hanya beberapa langkah.
Untuk beberapa saat lamanya antara Ki Dadiyo dan macan kumbang itu tidak melakukan kontak apapun.
“Nek macan iki saknyatane macan, ora mungkin gedene sak mene. Iki mestine macan klangenane Ki Ageng Pandanaran”. (Ini pasti bukan macan sewajarnya, ini pasti macan peliharaan Ki ageng Pandanaran).
Didalam hati Ki Dadiyo berkeyakinan bahwa ini macan bukan sewajarnya. Dengan perasaan yang takjub dan ngeri ia memutuskan untuk meninggalkannya dengan sopan.
Berkatalah Ki Dadiyo dengan gemetar”Ndherek langkung mbah, kulo putune ki Ageng Pandanaran”. (Mohon ijin mbah, saya cucu keturunan Ki Ageng Pandanaran) Dengan membungkuk Ki Dadiyo meninggalkan macan itu.
Macan kumbang itu masih menggerak-gerakkan ekornya dan hanya menatap Ki Dadiyo. Entah bagaimana tetapi didalam hati Ki Dadiyo merasakan bahwa macan kumbang itu bukanlah ancaman baginya.
Dengan mengucap sokur kepada Allah SWT Ki Dadiyo telah sampai di gapura pintu masuk makam. Ketika dilihatnya beberapa orang masih berkumpul di lincak depan warung Kang Lamtho, maka ia ikut nimbrung disitu dan menyalakan sebatang rokok. Namun demikian ketegangan masih membayang diwajahnya, beberapa kali ia mencoba menyalakan rokok tetapi selalu tidak berhasil.
Sekilas Kang Lamtho si pemilik warung memperhatikan muka Ki Dadiyo yang sedikit pucat dan tegang, maka bertanyalah kang Lamtho.
“Kowe kenopo tho kang, kok sajak’e pucet. Opo bar ketemu wedhon piye?” Teman-teman lain yang mendengarnya ikut tersenyum, tetapi malam itu Ki Dadiyo tetap menyimpan kejadian yang dialaminya didalam hati.
lek Dadiyo bapaknya Ngadiman Yo..
BalasHapusAssalamualaikum wrb, saya mohon maaf jika postingan ini menyinggung perasaan anda semua tapi saya lillahi ta’ala hanya mau menceritakan pengalaman pribadi saya yang mengubah kehidupan saya menjadi sukses. Perkenalkan terlebih dahulu saya Suci Andini tinggal di Riau,dulu saya berprofesi sebagai penjahit namun himpitan ekonomi yakni hutang piutang dalam membangun usaha saya kian semakin besar tapi saya tidak menyerah dengan keadaan saya tetap ikhtiar, pada suatu hari saya membuka buka internet tidak sengaja saya melihat postingan seseorang yang sama seperti keadaan saya tapi beliau sudah berhasil,beliau dibantu oleh Kyai H. Sakti Mangunkarso tanpa pikir panjang saya menghubungi beliau, saya diberikan pencerahaan dan solusi, pada awalnya saya ragu ragu tapi saya coba memberanikan diri mengikuti saran beliau,alhamdulillah berjalan lancar dan sekarang saya punya beberapa mini market dan penginapan didaerah Riau,terimah kasih saya ucapkan pada Kyai H. Sakti Mangunkarso sebab berkat beliau saya bisa seperti ini,mungkin banyak orang yang menyebut saya mengada-ada tapi saya buktikan sendiri,khusus yang serius mau bantuan silahkan hub beliau Kyai Sakti Mangunkarso beliau orangnya ramah ini nomor beliau 0852 1117 4125 ini pengalaman pribadi saya percaya atau tidak semua tergantung pembaca demi Allah ini nyata sekian dan terima kasih ,Assalamualaikum Wrb...
HapusKirain mau dicaplok sama macan, nggak serem nih!
BalasHapusAssalamualaikum senang sekali saya bisa menulis dan berbagi kepada teman-teman disini, Awal mula saya ikut pesugihan, Karena usaha saya bangkrut dan saya di lilit hutang hingga 900jt membuat saya nekat melakukan pesugihan, hingga sutu waktu saya diberitahukan teman saya yang pernah mengikuti penarikan uang ghaib dengan Kyai.Sukmo Joyo dan menceritakan sosok Kyai.Sukmo Joyo, saya sudah mantap hati karena kesaksian teman saya, singkat cerita saya mengikuti saran dari pak.kyai saya harus memilih penarikan dana ghaib 1 hari cair dengan tumbal hewan dan alhamdulillah keesokan harinya saya di telepon oleh pak kyai bahwa ritualnya berhasil dana yang saya minta 3Milyar benar-benar masuk di rekening saya, sampai saat ini saya masih mimpi uang sebanyak itu bukan hanya melunaskan hutang ratusan juta bahkan mampu membangun ekonomi saya yang sebelumnya bangkrut, kini saya mempunyai usaha di jakarta dan surabaya yang lumayan besar, saya sangat bersykur kepada allah dan berterimakasih kepada pak. Kyai.Sukmo Joyo berkat beliau kini saya bangkit lagi dari keterpurukan. Jika ada teman-teman yang sedang mengalami kesulitan masalah ekonomi saya sarankan untuk menghubungi Kyai.Sukmo Joyo di 085219106237 agar di berikan arahan. Untuk lebih jelasnya bisa kunjungi situsnya Pondok Spiritual Al-Hikmah
BalasHapushttp://sukmo-joyo.blogspot.co.id/
Assalamualaikum wrb, saya mohon maaf jika postingan ini menyinggung perasaan anda semua tapi saya lillahi ta’ala hanya mau menceritakan pengalaman pribadi saya yang mengubah kehidupan saya menjadi sukses. Perkenalkan terlebih dahulu saya Suci Andini tinggal di Riau,dulu saya berprofesi sebagai penjahit namun himpitan ekonomi yakni hutang piutang dalam membangun usaha saya kian semakin besar tapi saya tidak menyerah dengan keadaan saya tetap ikhtiar, pada suatu hari saya membuka buka internet tidak sengaja saya melihat postingan seseorang yang sama seperti keadaan saya tapi beliau sudah berhasil,beliau dibantu oleh Kyai H. Sakti Mangunkarso tanpa pikir panjang saya menghubungi beliau, saya diberikan pencerahaan dan solusi, pada awalnya saya ragu ragu tapi saya coba memberanikan diri mengikuti saran beliau,alhamdulillah berjalan lancar dan sekarang saya punya beberapa mini market dan penginapan didaerah Riau,terimah kasih saya ucapkan pada Kyai H. Sakti Mangunkarso sebab berkat beliau saya bisa seperti ini,mungkin banyak orang yang menyebut saya mengada-ada tapi saya buktikan sendiri,khusus yang serius mau bantuan silahkan hub beliau Kyai Sakti Mangunkarso beliau orangnya ramah ini nomor beliau 0852 1117 4125 ini pengalaman pribadi saya percaya atau tidak semua tergantung pembaca demi Allah ini nyata sekian dan terima kasih ,Assalamualaikum Wrb....allahuakbar....allahuakbar....allahuakbar.
BalasHapus